Menulis Puisi Buat Hati Lega
KLANGENAN
PADA
2015 lalu, ada 15 orang dari berbagai daerah di Kabupaten Temanggung
yang memiliki kesenangan atau hobi menulis karya sastra, khususnya
puisi, sepakat mendirikan paguyuban Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung
(KSS3G). Yakni, sebagai wadah bagi mereka untuk belajar, berdiskusi, dan
menciptakan karya sastra.
Roso Titi Sarkoro, penyair senior yang didaulat menjadi ketua KSS3G
mengungkapkan, tiga gunung dimaksud yang menjadi nama paguyubannya
adalah Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, yang terdapat di Kabupaten
Temanggung.
‘’Tiga gunung tersebut menjadi ikon paguyuban kami, sekaligus
diharapkan akan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kami dalam
menciptakan karya-karya sastra,’’ tuturnya. Mantan guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia mengatakan, dalam kurun waktu kurang dari setahun sejak
resmi berdiri pada Mei 2015 lalu, KSS3G telah mengadakan berbagai
kegiatan.
Seperti melaksanakan peluncuran dua buku antologi puisi karya anggota
KSS3G, serta mengisi berbagai acara pembacaan puisi. ‘’Selain
melaksanakan kegiatan pembacaan dan lomba puisi dalam acara yang digelar
KSS3G guna memperingati event tertentu, kami juga sering diundang untuk
membaca puisi dalam beberapa acara yang diadakan sejumlah
instansi,’’jelasnya.
Adapun kegiatan rutin KSS3G, antara lain ialah pertemuan atau diskusi
mengenai karya sastra mereka, yang biasanya digelar di rumah Roso, di
Kecamatan Kedu. Serta saat ini, setiap Senin sore, dua minggu sekali,
KSS3G mengisi acara obrolan sastra di Stasiun Radio eRTe FM Temanggung.
‘’Baik diskusi internal maupun melalui siaran di radio tersebut yang
melibatkan para pendengarnya, pada dasarnya merupakan sarana bagi kami
untuk belajar dalam menghasilkan karya sastra,’’ tambahnya.
Roso mengakui, menciptkan karya sastra pada dasarnya memang merupakan
kegiatan individual, namun, sastrawan tetap membutuhkan komunitas guna
menunjang aktifitasnya tersebut. Melalui komunitasnya itulah, mereka
bisa bertukar pikiran dan gagasan, sekaligus menumbuhkan berbagai
inspirasi. ‘’Kami bisa berkumpul dan membentuk KSS3G ini juga karena
merasa membutuhkan komunitas, guna menumbuhkan inspirasi,’’ujarnya.
Ekspresi Hati
Dikatakannya, bagi sastrawan, menciptakan karya sastra pada dasarnya
merupakan kesenangan, sebagai ekspresi atau pengungkapan atas apa yang
dipikirkan serta dirasakan dalam hatinya.
Pengungkapan tersebut dituangkan melalui kata-kata yang diolah
sedemikian rupa, sehingga terasa indah dan menarik. ‘’Bahkan melalui
karya sastra, rasa emosi dan marah sekali pun bisa diungkapkan dengan
kata-kata sindiran yang indah, sehingga kejengkelan kita bisa
terungkapkan.
Karena itu, menulis puisi akan membuat hati terasa lega,’’ tuturnya.
Roso juga mengakui, ketika memiliki pemikiran atau perasaan tertentu,
biasanya sastrawan secara spontanitas akan menuangkannya dalam karya
sastra. Meski karya tersebut tidak kemudian bisa langsung jadi, namun
perlu adanya pengendapan dan bongkar pasang kata-kata untuk perbaikan.
‘’Ketika memikirkan atau merasakan hal-hal tertentu, kemudian tidak
dituangkan dalam karya sastra, rasanya seperti ada yang
mengganjal,’’tandasnya. Menghasilkan karya sastra juga akan memberikan
kepuasan batin bagi penciptanya. Karena itu, tak mengherankan, sastrawan
terkadang begitu asyik untuk menciptakan karyanya demi memenuhi
kepuasan batinnya itu, dan tanpa memperhitungkan soal materi. (Henry
Sofyan-42)
No comments
Terima kasih telah berkunjung. Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai konten.