Breaking News

Menulis Puisi Buat Hati Lega


KLANGENAN

3 Maret 2016 0:56 WIB Category: SmCetak, Suara Kedu A+ / A- 
 
PADA 2015 lalu, ada 15 orang dari berbagai daerah di Kabupaten Temanggung yang memiliki kesenangan atau hobi menulis karya sastra, khususnya puisi, sepakat mendirikan paguyuban Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung (KSS3G). Yakni, sebagai wadah bagi mereka untuk belajar, berdiskusi, dan menciptakan karya sastra.
Roso Titi Sarkoro, penyair senior yang didaulat menjadi ketua KSS3G mengungkapkan, tiga gunung dimaksud yang menjadi nama paguyubannya adalah Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, yang terdapat di Kabupaten Temanggung.
‘’Tiga gunung tersebut menjadi ikon paguyuban kami, sekaligus diharapkan akan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kami dalam menciptakan karya-karya sastra,’’ tuturnya. Mantan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengatakan, dalam kurun waktu kurang dari setahun sejak resmi berdiri pada Mei 2015 lalu, KSS3G telah mengadakan berbagai kegiatan.
Seperti melaksanakan peluncuran dua buku antologi puisi karya anggota KSS3G, serta mengisi berbagai acara pembacaan puisi. ‘’Selain melaksanakan kegiatan pembacaan dan lomba puisi dalam acara yang digelar KSS3G guna memperingati event tertentu, kami juga sering diundang untuk membaca puisi dalam beberapa acara yang diadakan sejumlah instansi,’’jelasnya.
Adapun kegiatan rutin KSS3G, antara lain ialah pertemuan atau diskusi mengenai karya sastra mereka, yang biasanya digelar di rumah Roso, di Kecamatan Kedu. Serta saat ini, setiap Senin sore, dua minggu sekali, KSS3G mengisi acara obrolan sastra di Stasiun Radio eRTe FM Temanggung. ‘’Baik diskusi internal maupun melalui siaran di radio tersebut yang melibatkan para pendengarnya, pada dasarnya merupakan sarana bagi kami untuk belajar dalam menghasilkan karya sastra,’’ tambahnya.
Roso mengakui, menciptkan karya sastra pada dasarnya memang merupakan kegiatan individual, namun, sastrawan tetap membutuhkan komunitas guna menunjang aktifitasnya tersebut. Melalui komunitasnya itulah, mereka bisa bertukar pikiran dan gagasan, sekaligus menumbuhkan berbagai inspirasi. ‘’Kami bisa berkumpul dan membentuk KSS3G ini juga karena merasa membutuhkan komunitas, guna menumbuhkan inspirasi,’’ujarnya.

Ekspresi Hati

Dikatakannya, bagi sastrawan, menciptakan karya sastra pada dasarnya merupakan kesenangan, sebagai ekspresi atau pengungkapan atas apa yang dipikirkan serta dirasakan dalam hatinya.
Pengungkapan tersebut dituangkan melalui kata-kata yang diolah sedemikian rupa, sehingga terasa indah dan menarik. ‘’Bahkan melalui karya sastra, rasa emosi dan marah sekali pun bisa diungkapkan dengan kata-kata sindiran yang indah, sehingga kejengkelan kita bisa terungkapkan.
Karena itu, menulis puisi akan membuat hati terasa lega,’’ tuturnya. Roso juga mengakui, ketika memiliki pemikiran atau perasaan tertentu, biasanya sastrawan secara spontanitas akan menuangkannya dalam karya sastra. Meski karya tersebut tidak kemudian bisa langsung jadi, namun perlu adanya pengendapan dan bongkar pasang kata-kata untuk perbaikan.
‘’Ketika memikirkan atau merasakan hal-hal tertentu, kemudian tidak dituangkan dalam karya sastra, rasanya seperti ada yang mengganjal,’’tandasnya. Menghasilkan karya sastra juga akan memberikan kepuasan batin bagi penciptanya. Karena itu, tak mengherankan, sastrawan terkadang begitu asyik untuk menciptakan karyanya demi memenuhi kepuasan batinnya itu, dan tanpa memperhitungkan soal materi. (Henry Sofyan-42)

No comments

Terima kasih telah berkunjung. Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai konten.