Breaking News

Kuat dan Rendah Hati




Suksesnya usaha tidak dicapai dalam waktu singkat. Ada tahapan-tahapan yang harus dilewati, dan itu memang sudah seharusnya. Sukses tidak bisa secepat memasak mie instant di kala kita lapar. Dan setelah kita sukses, ingatlah selalu orang-orang di sekitar kita.
Kekuatan manusia untuk meraih sukses pun bermula dari telah terbiasanya melewati tempaan ujian. Beberapa waktu yang lalu, seorang tetangga menebang pohon bambu untuk tiang antenna di rumahnya. Anehnya, dengan tanpa rasa khawatir orang itu memilih pohon bambu yang justru batangnya tidak terlalu lurus.

Agak sedikit heran, maka saya bertanya, “Mengapa Anda memilih batang bambu yang meleng-kung, Pak? Bukankah memperbesar kemungkinan untuk patah diterpa angin?”
“Nggak, Mas. Yang penting bambunya tua, kita bisa pastikan tetap kuat dan tahan lama. Ya, seperti itulah, Mas, kalau bambu, semakin tua semakin kuat, kokoh, tak mudah roboh. Paling, bergoyang-goyang saja kalau terkena angin.”
Walaupun sudah ditebang, dia yakin bahwa bambu tersebut tetap memiliki kekuatan saat digunakan sebagai tiang antenna itu. Karena usia pohon itu sudah bertahun-tahun, batangnya sudah keras, tidak mudah roboh terkena angin, juga tidak cepat keropos terkena hujan dan panas.

Kata Lao Tse, “Sekalipun bambu meliuk diterpa angin, dia mempunyai pegangan, akarnya menghunjam ke tanah.” Sumber kekuatan kita pun seperti bambu. Orang yang sudah terbiasa menjalani proses sejak dini otomatis akan terbentuk kekuatan pada dirinya. Memiliki dasar yang kuat, yang terbentuk sejak lama. Dan tidak menutup kemungkinan, kekuatan itu akan bisa memberi efek positif kepada orang lain walaupun si empunya kekuatan itu telah tiada.

Setelah sukses, kita mesti tetap rendah hati, tak lupa dengan sesama. Seperti bambu-bambu tersebut, ketika hidup mereka selalu rukun dalam satu kumpulan mereka. Pun selalu menyapa tumbuh-tumbuhan dan manusia di sekitarnya dengan sapaan (gesekan) yang menimbulkan bunyi yang khas, harmonis, dan enak didengar. Walaupun ia tinggi, tapi selalu merendah diri. Meleng-kungkan diri seperti orang menunduk menghormati sesama makhluk Tuhan di sekelilingnya.

No comments

Terima kasih telah berkunjung. Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai konten.